8/19/2021

PEJUANG DEVISA ASAL DESA KRAJAN KIBARKAN MERAH PUTIH DI PUNCAK KOWLOON, HONGKONG

 :Banyak Jalan Unjuk Nasionalisme

“Jika para pejuang kemerdekaan mengibarkan bendera merah putih sebagai unjuk rasa symbol perlawanan terhadap para penjajah yang biadab, lantas kalau pejuang devisa dari Indonesia kibarkan merah putih di negeri Jacky Chan, apa maksudnya?”

"Walau saya hanya seorang pekerja migran Indonesia, sangat merasa nggak rela, saat peringatan Kemerdekaan RI nanti, sang merah putih berkibar di bawah atau sejajar dengan bendera dari negara lain. Merah putih harus membumbung paling tinggi di antara yang lain," --Srimurniasih (16/08/2021) 

  

Tahun 1928 para pejuang pengusir kaum penjajah di Pulau Jawa mengibarkan bendera merah putih sebagai bentuk perlawanan dan protes terhadap Belanda yang mencaplok kekayaan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Kemudian bendera merah putih sebagai lambang Negara Indonesia pertama kali dikibarkan oleh Bapak Proklamator, Ir. Soekarno saat memproklamasikan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 di Jakarta pada 17 Agustus 1945.

Bermula, ikon-ikon heroisme dengan cara mengibarkan bendera merah putih oleh rakyat Indonesia  yang diyakini melambangkan semangat kebangsaan untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda, Kemudian di era kemerdekaan, hal serupa dilakukan rakyat setiap merayakan hari kemerdekaan Indonesia sebagai jelmaan atas kekuatan doktrin di setiap jiwa masyarakat berupa sikap nasionalisme. Pastinya bendera merah putih menjadi identitas dari suatu bangsa, khususnya Indonesia.

Pada moment detik-detik proklamasi Kemerdekaan Indonesia, hingga kini yang ke 76, pada Selasa, 17/08/2021, masyarakat Indonesia tetap melakukan hormat kepada Sang Saka Merah Putih ketika bendera berada di puncak tertinggi cakrawala, meski secara virtual akibat masa pandemi. Seraya mengheningkan cipta dalam iringan doa hingga tersusup rasa keharuan mendalam pada momen itu, sambil mengingat jasa-jasa dan perjuangan para pahlawan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tak terkecuali, kibaran bendera merah putih yang dijulangkan di puncak Bukit Kowloon ketinggian 6002 Mdpl. yang biasa disebut Fei Ngo Shan (gunung angsa melonjak). Melalui unggahan akun medsos milik si tangan pejuang devisa, Sri Murniasih, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal grumbul Dukori, Desa Krajan Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah yang kini tengah bekerja di Hongkong.

Sensasi mengibarkan bendera merah putih di puncak ketinggian, pada momen HUT RI tentunya hanya dapat dirasakan oleh segelintir rakyat Indonesia. Baik di atas gunung tertinggi di suatu wilayah daerah, pulau bahkan dunia. Namun, apa yang telah dilakukan anak kedua dari empat bersaudara, pasangan biyung (ibu) Pon dan rama (bapak) Tasum Haryanto asal desa di Barat Daya lereng Gunung Slamet ini sungguh sensatop (baca: sensasional dan bikin ngetop, wkwwk).  

Bagaimana tidak? Buktinya, aksinya cukup menjadi sorotan khususnya bagi warganet di  Banyumas Barat bahkan foto hasil tangkap layar dari sebuah halaman media online di Banyumas dan Jawa Tengah, seketika mejeng di banyak status pemilik WA.

Setidaknya, ibu muda yang sudah 2 tahun di negeri Jacky Chan, alumni SMK Ma’arif Winduaji, Brebes yang telah dikarunia dua orang anak ini, seketika  menggugah, mengingakan bahkan membakar semangat kebangsaan kita  --yang lagi drop akibat PPKM berkepanjangan?-- dengan cara yang tepat dan patut diapresiasi. Pokoke ara kaya Sri lah he he he

Bukit Rengosan eh, Fei Ngo Shan

Kalau dibandingkan, antara ketika Sri yang berjilbab dengan paduan merah putih lalu berdiri di atas bukit Kowloon dengan – jika senadainya – ia memanjat pohon cengkih di bukit ‘Watu Karut’? Tinggian mana hayo …? Pasti masih lebih tinggi dan ekstrim yang kedua. Kan desa Sri berada di ketingggian 350 – 1000 Mdpl. Ya kan? Sedangkan di atas Bukit Koloon hanya separohnya lebih. Tapi kan Hongkong, ya Mba? Bedalah sensasinya.

8/18/2021

SANTRI KELAS 7 PPM ZAM ZAM IKUTI FORTASI


(HAMID-INFO) - Fortasi merupakan salah satu kegiatan pra perkaderan yang dilakukan oleh pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di tingkatan paling bawah, sebagaimana yang dilakukan Pimpinan Ranting (PR) IPM Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam Zam Putra dan IPM Zam Zam Putri  pada Kamis-Sabtu, (19-21/08/2021), diikuti santri kelas 7 SMP MBS Zam Zam putra dan putri termasuk santri yang berada di Gedung Abu Bakar Ashiddiq Asrama Putra 2 di Karanglo, semuanya berjumlah 323 anak. Kegiatan fortasi ini sangat penting, sebab menurut Kepala Sekolah SMP MBS Zam Zam, Ustadz M Djohar, M.Pd., ketika menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara Fortasi di Pondok putra, dikatakan bahwa Fortasi sebagai bagian dari proses perkaderan IPM. Kegaiatan ini merupakan gerbang atau garda depan pengenalan awal semua hal tentang IPM dan lebih umumnya tentang Muhammadiyah.

Ikuti dengan sebaik-baiknya, karena fortasi ini merupakan masa-masa ta’aruf, untuk mengenal tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Kabupaten Banyumas ini. Dan, IPM merupakan media untuk mencetak kader-kader. Baik kader persyarikatan, kader ummat maupun kader bangsa. Saya berharap anak-anak sekalian, ke depan betul-betul jadi pemimpin. Baik pimpinan di persyarikatan maupun pimpinan di tengah umat dan di tengah bangsa ini,” pesan Ustadz Djohar.

Dijelaskan, pengenalan IPM sebagai organisasi otonom pelajar di Muhammadiyah berawal dari proses fortasi ini. Maka, fortasi mempunyai peranan sangat penting untuk bisa mengenalkan dan mengimplementasikan agenda aksi IPM dari tingkatan yang paling bawah.

Begitu pula pesan Wakil Kepala Sekolah SMP MBS Zam Zam Putri, Ustadzah Evy Nurhidayati, S.Pd., ketika menyampaikan sambutan kepada para calon IPMawati di aula pondok putri, katanya, taaruf itu untuk saling mengenal satu sama lain, saling mengenal dengan kakak kelas, pengurus IPM, mengenal  apa itu IPM dan Muhammadiyah? Seperti apa organisasinya, bagaimana sepak terjangnya.

“Kalianlah kader-kader penerus organisasi Muhammadiyah. Suatu saat nanti, bisa jadi, salah satu dari kalian yang berdiri di mimbar ini untuk membuka Forum Ta’aruf dan Orientasi. Karena kalianlah penerus, kader organisasi yang sudah terpilih di Pondok Pesantren Muhammadiyah Cilongok ini. Siap yah jadi kader persyarikatan?” tandasanya.

Sementara Wakil Kepala Sekolah SMP MBS Zam Zam putra, Ustadz Fachri Afifudin, S.Pd., ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Fortasi di gedung Abu Bakar Ash Shiddiq Asrama Putra 2, beliau lebih menekankan pentingnya taaruf dalam kegiatan yang lebih luas. “Sebagai kader dan calon pemimpin, akan sangat ideal ketika anak-anak sekalian memiliki hubungan pertemanan dalam lingkup lebih luas. Di PPM Zam Zam ini, kalian dipertemukan dengan teman dari lain desa, beda kabupaten bahkan lintas provinsi. Maka itu bisa dijadikan modal kalian sebagai kader pimpinan, kader persyarikatan bahkan kader bangsa,” ujarnya mantap.

Materi Fortasi yang disampaikan  pemateri baik dari IPM Ranting, PC IPM Cilongok dan asatidz, antara lain tentang Ke-IPM-an, Keorganisasian, Kemuhammadiyahan dan lainnya. (h)

8/16/2021

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

  :Kolaborasi KKP UIN Mataram dan KKN MAS Ajak Warga Tanam Mahoni 


Penyerhan bibit Pohon Mahoni
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan karakter khas yang melekat dalam jiwa setiap mahasiswa Indonesia. Selain pendidikan dan penelitian, setiap mahasiswa mempunyai kewajiban pengabdian terhadap masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai media untuk mewujudkan aspek pengabdian. Yakni mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan agar bermanfaat bagi masyarakat. Momen tesebut bagi setiap mahasiswa bagian dari hal yang tak bisa terlupakan. Sebagaimana yang dilakukan secara kolaboratif antara kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Partisipasif (KKP) Universitas Islam Negeri (UIN)  Mataran yang diketuai Muhammad Maksyum Safi’I dan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Muhammadiyah- Aisyiyah (MAS) Banyumas yang diketuai Fatkhurrozaq Ramadhan, bersama warga Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menanam 100 bibit pohon mahoni di Daerah Aliran Sungai (DAS), tepatnya di sepanjang sungai yang berada di desa wisata PUREKMAS, pada Sabu (15Agustus 2021).

 M. Maksyum Safi’i Ketua KKP UIN Mataram (Kiri), Fatkhurrozaq R. Ketua KKN-Mas (Kanan)

Menurut Ketua Kelompok KKN MAS, Fatkhurrozak, kegiatan ini dapat tercapai berkar kerja sama bersama dengan mitra penyedia bibit yaitu SMK Kehutanan Al Ma’arif Qamarul Huda Keling. “Kegiatan ini dilakukan untuk terus menunjang potensi yang ada di  Desa Sesaot yang kaya dengan keindahan alamnya. Terlebih Desa Sesaot merupakan salah satu desa yang terkenal dengan wisata alamnya. Seperti kawasan hutan lindung dan juga hutan kemasyarakatan serta sumber mata air murni, sehingga upaya untuk melestarikan


 alam seperti penanaman bibit pohon Mahoni ini sangat tepat dan cocok,” terangnya.

Sebagaimana dikatakan Kepala Desa Sesaot, Ibu Yuni Hari Seni, S.Pd., pohon mahoni merupakan salah satu pohon yang memiliki banyak manfaat selain sebagai penyerap polusi, biji dari buah pohon ini juga dapat dijadikan bubuk pembunuh jentik nyamuk, kulitnya sebagai pewarna alami, dan batangnya sebagai bahan kayu untuk perabot rumah seperti furniture. “Saya mengapresiasi kegiatan reboisasi yang dilaksanakan oleh KKP UIN MATARAM dan KKN-MAS. Tentunya ini akan menjadi suatu gebrakan yang menindak-lanjuti program yang sudah dilaksanakan desa. Tentunya dengan reboisasi ini Sesaot menjadi lebih hijau, debit airnya semakin meningkat. Semoga dengan nawaitu-nya adik-adik mahasiswa ini akan menjadi pahala yang terus mengalir. Karena satu pohon saja yang tumbuh besar akan memberi banyak manfaat untuk banyak orang,” ujar Ibu Kades.

Harapannya, semoga dengan penanaman kembali (reboisasi) ini dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan desa Sesaot. Semoga pohon yang telah ditanam tumbuh dengan penuh kebermanfaatan, memberi manfaat terhadap kelestarian alam. Idelanya lagi Desa Sesaot menjadi kawasan yang lebih sejuk, asri dan rimbun, serta melimpah debit airnya sehingga kawasan ini tetap menjadi sumber mata air bagi 3 kabupaten kota.

Kolaborasi Aksi KKP UIN Mataran dan KKN MAs 

Ketua KKP UIN Mataran, M. Maksyum menambahkan bahwa kegiatan mahasiswa antara dua perguruan tinggi dari Jawa dan Mataram ini berlangsung selama satu bulan sejak Kamis (12 Agustus 2021) s,d Rabu (15 September 2021). “Kelompok yang saya pimpin ada 13 anggota sedangkan dari kelompikm KKN MAS ada 11 anggota. Semoga kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan reboisasi ini sebagai wujud pengabdian dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (h)

PUISI PERHELATAN BAYANG DAN KENYATAAN

 LAHIR DAN MELATA  Hamidin Krazan Di Kaki Bromo  Lahir telanjang Jika itu kau jabang bayi lelaki Seharusnya kau tetap bugil teronggok di ata...