8/11/2015

TARNO DAN TARNO


Tanggal 10 Agustus 2015, usai Maghrib memburu lauk makn malam. Jatuh pilihan lauk murah meriah, cepat saji dan panas, yakni sate serba jerohan ayam bakar. Penjualnya Bu Tarno yang warungnya berada di pinggir lapangan RT di Jalan Matali Bintara, Bekasi Barat. Sambil menunggu pesanan aku ngobrol sama Pak Tarno. Sehari-harinya dia bekerja sebagai sopir Ambulan Sebuah Rumah Sakit Pemerintah di Jakarta Pusat. Di antara obrolan dia menyelipkan satu ungkapan filosofis tentang keseimbangan antara besar kecilnya nilai dan upaya perbuatan dengan dampak ataupun akibat yang dihasilkan: "Mangane akeh ya, taine gede" (Makannya banyak, BAB-nya besar). "Nggak mungkin dong, kalau kita makan saja sedikit, masa BAB-nya banyak? Gusti Alloh kan Maha Adil, Ya kan?" Tandasnya dengan logat Tegal. Aku segera mengakhiri obroan begitu pesanan siap.

Usai makan malam, aku sholat Isya di Masjid Al Amin di Komplek Bintara, Bekasi. Biasanya yang mengumandangkan adzan, Mas Tarno (Petugas Marbot Masjid Al Amin, kebetulan namanya sama, tarno Juga) tetapi malam itu bukan dia, tapi orang lain. itu saya kenali dari suaranya dan langgam adzaannya yang sudah terekam di otak saya. "Kok yang adzan bukan Mas Tarno?" pikirku. Begitu timer tanda iqomah berbunyi, dan orang yang tadi adzan mengumandangkan iqomat, lalu aku melihat Mas tarno telah berdiri di tempat Imam.  Pantas saja, rupanya Mas Tarno jadwalnya menjadi Imam. Subhanalloh.... pada rekaat pertama setelah membaca al fatikhah, sang imam membaca penggalan surat Al baqoroh yang salah satu ayatnya berbunyi: Laha makasabat, wa'alaiha maktasabat..... dst) Kok Nyambung ya...? Semoga Petunjuk-Nya senantiasa mengiringi langkah kita.... Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga komentar Anda menjadi kebaikan kita bersama

PUISI PERHELATAN BAYANG DAN KENYATAAN

 LAHIR DAN MELATA  Hamidin Krazan Di Kaki Bromo  Lahir telanjang Jika itu kau jabang bayi lelaki Seharusnya kau tetap bugil teronggok di ata...