Buara Membesarkan Meri
Setiap ada teman memberikan kabar adanya musim panen di suatu daerah di wilayah Brebes dan sekitarnya, Wahidin (33) warga Pesurungan Lorm Kota Tegal, Jateng ini langsung suka cita. Lantaran peluang untuk membesarkan anak-anak itik dengan cara gratis terbuka lebar.
“Kalau sehari-hari ribuan meri ini hanya mengandalkan pakan buatan, kelak kalau dijual keutungan tidak seberapa. Tetapi di-angon, akan mengurangi biaya pakan cukup lumayan,” kata Wahidin, saat sedang menunggui meri peliharaannya ngremis di Kali Kemiri, Sumur Panggang Sabtu lalu.
Diakui Wahidin, dirinya selama hanya memelihara meri-meri dari plekah (menetas) hingga umur
Dijelaskan Wahidin, kalau anak-anak itik itu tetap dikandang, dalam sehari membutuhkan pakan sekitar 1,5 kuintal untuk 3000 ekor anak itik. Disamping ada tambahan pakan untuk remis agar lebih sehat. Pakan buatan itu terbuat dari campuran bekatul, ikan fillet dan loyang. Untuk pengadaan pakan buatan sebanyak itu diperlukan modal sekitar Rp. 200 ribu perhari.
“Tapi kalau sedang musim panen, tidak perlu lagi menyediakan pakan buatan. Karena dengan diangon di sawah pascapenen kebutuhan pakan buat ribuan meri ini cukup untuk puluhan hari di setiap satu daerah,” jelas Wahidin.
Karenanya setiap ada kabar panen di suatu daerah, wahidin dan teman-temannya segera bersiap diri untuk buara atau angon anak-anak itik peliharannya meski tempatnya jauh dari temat tinggalnya di Sumur Panggang, Margadana Kota Tegal.
Saat ini Wahidin tentu sudah berada di daerah yang sedang panen padi seperti di Pager Barang, Bulak Pacing, Jati Barang, Dukuh Waru. Di sejumlah tempat itu akan dijelajahi secara estafet. Di tiap tempat masa angonnya sekitar 15 sampai 20 hari. Sedangkan pulang menemui anak istri setiap sebulan sekali. (Hamidin Krazan)
MENGAWASI – Wahidin peternak itik sedang mengawasi anak-anak itik peliharaannya yang sedang diangon di Kali Kemiri, Sumur Panggang, Margadana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga komentar Anda menjadi kebaikan kita bersama