Warung Lamongan
Disukai Karena Sambalnya
USAHA Warung Lamongan di Kota Tegal semakin merebak. Itu pertanda penyuka hidangan yang disajikan di warung Lamongan semakin banyak. Sedangkan kekhasan dari warung Lamongan ada pada sambalnya, yakni sambal Lamongan. Sekalipun yang berjualan warung Lamongan bukan orang asli dari Lamongan, asal racikan menu utamanya disertai sambal Lamongan, konsumen tetap menyukainya. Yakni sambal tomat, cabe, bawang dan terasi yang digoreng dibubuhi gula secukupnya, hingga rasanya lekat manis, sedap dan tidak terlalu pedas. Dalam penyajiannya diserai lalapan kacang panjang, kol, timun dan daun kemangi.
Terlebih jika penjualnya asli dari Lamongan, niscaya konsumen lebih banyak yang antri sepanjang malam. Seperti di warung Lamongan H Sulkan di depan Apotik Kimia Farma. Selain itu sejumlah warung Lamongan yang aslid ari Lamongan yaitu warung Lamongan Bu Murni Jalan Kapten Sudibyo, warung Lamongan Pak Kasuri di dekat Pelabuhan Tegal, warung Lamongan Mbak Yuli di dekap Pasar Langon, warung Lamongan Pak Iwan di Kalimati dan warung Lamongan Bu Marwah di Jalan Merak. Warung Lamongan selain menjual ayam, lele dan ikan goreng juga ada yang menjual soto Lamongan seperti yang ada di Jalan AR Hakim.
Menurut pemilik warung Lamongan Bu Marwah, Masdan, pengertian warung Lamongan adalah warung yang menjual menu siap saji berupa ayam goreng atau lele yang disertai dengan sambal khas Lamongan. Khas sambal Lamongan itu tidak pedas dengan menggunakan terasi khusus yang diproduksi di daerah Ngaklik, Brondong Lamongan dan daerah Tuban. Terasi itu jarang dijual secara umum baik di toko atau pasar tradisional. Sebaliknya terasi itu lebih banyak dijual ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Vietnam alias terasi kualitas ekspor.
“Saya pernah mencoba berbagai terasi, bahkan menggunakan terasi bermerek yang harganya lebih mahal, tetapi hasil rasanya beda. Sedangkan konsumen di Tegal tertarik dengan masakan Lamongan karena sambalnya,” ujar Masdan.
Diakuinya, menu kesukaan masyarakat Lamongan sendiri sebenarnya buka seperti menu yang disajikan di warung Lamongan. Melainkan soto ayam yang menggunakan kuah adonan bandeng alias soto Lamongan, rawon dan sate.
Kini di warungnya, kata Masdan, dalam sehari dapat menghabiskan ayam kampung dan bebek sebanyak 40 ekor, ikan lele antara 30 atau 40 kilogram. Padahal pada pertama kali buka, sekitar tahun 1993, dalam semalam hanya menghabiskan 5 ekor ayam saja (ham)
ide hari ini, sederhana tetapi penting, falsafah garam, resensi buku lokal, sastra pinggiran, puisi aksi, inspirasi mudah, hikmah perjalanan, hikmah kata orang, membaca gelagat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PUISI PERHELATAN BAYANG DAN KENYATAAN
LAHIR DAN MELATA Hamidin Krazan Di Kaki Bromo Lahir telanjang Jika itu kau jabang bayi lelaki Seharusnya kau tetap bugil teronggok di ata...
-
:Kolaborasi KKP UIN Mataram dan KKN MAS Ajak Warga Tanam Mahoni Penyerhan bibit Pohon Mahoni T ri Dharma Perguruan Tinggi merupakan karak...
-
9 Nominator Penerima Penghargaan Seni Semula kami mencantumkan 12 bakal calon nominator, setelah disaring melalui rapat pengurus harian deng...
-
:Banyak Jalan Unjuk Nasionalisme “Jika para pejuang kemerdekaan mengibarkan bendera merah putih sebagai unjuk rasa symbol perlawanan ter...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga komentar Anda menjadi kebaikan kita bersama