Dina Oktaviani Baca Puisi nge-Groove Banget
"Karena tampil di panggung ya harus entertain abis. Biar penonton suka," SEPERTI derap laju roda-roda kereta melindas rel, menyibak kabut, menerjang penghalang, angin gemuruh disilet dengan aroma yang membekukan debar penantian. Dari balik stage kaki mulus bersepatu hak tinggi menerjang tabir transparan. Muncul sosok anggun, snobis dengan polesan mini dress jingga. Laju untain kata menderas dari belahan kedua bibir yang nyaris tanpa tarikan nadi-nadi di leher jenjangnya. Rileks. Irama musik pengiring serasa drumband remang-remang berderap membalur bisik-bisik puisi yang nyaris mendesah terus meluncur mengelabuhi logika. Itulah gaya penampilan penyair perempuan kelahiran Bandar Lampung, Dina Oktaviani , Sabtu (21/2) malam di Gedung Kesenian Tegal, Jateng. Gaya membaca puisinya menepis stereotip warisan tiap dekade dunia sastra yang selama ini terlanjur melekat di kepala kita, yang terkesan membosankan. Anggapan itu dibabat habis melalui penampilan Dina yang nge-gro