Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2008

Prof. Dr. (Hc) Limbad SH (Mbah Lim)

Mbah Lim: Obsesi Garap Sinetron Horor di Lokasi Angker “Terkadang keahlian seseorang itu sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Saya kebetulan punya teman artis dan akhirnya bisa berkecimpung di dunia glamour itu,” BERKAT keakrabannya dengan seorang yang biasa menggantikan actor/aktris dalam shooting adegan bebahaya (stuntman), akhirnya therapist asal Kabupaten Tegal, Mbah Lim berhasil menerabas dunia sinetron. Pengalaman yang berhasil dikantongi, tidak hanya sebagai pemain ‘jigo’ alias figuran melainkan sebuah profesi ideal di dunia sinematography yakni sutradara. Hal itu diceritakannya kepada NP, Kamis (25/9) di Padepokan Jalan Semeru Dukuh Waringin Kabupaten Tegal. “Sekilas kelihatannya gampang bikin sinetron kalau lihatnya setelah jadi, padahal ketika bikinnya sungguh rumit. Tapi kalau sudah tahu jalurnya semua hal bisa dipelajari meskipun tidak melalui jalur pendidikan formal,” kata Mbah Lim usai menonton bersama dengan Ki Ageng Seto dari Padepokan Panglima Kumbang. Sinetron yang

parikanjawa

PARIKAN Walang kekek menclok ning rumpon mabur maning menclok ning pari aja ngenyek karo wong wadon yen ditinggal lunga setengah mati Omah gendheng tak sapuni abot entheng tak lakoni Walang abang menclok ning kara walang biru walange putih bocah lanang maning ora ngluyura sing wis nduwe putu bae ra tau mulih Andheng-andheng ning pilingan aja dipandeng mundhak kelingan Walang ireng mabur mbrengengeng walang ireng dawa sungute yen dhe seneng aja mung mandeng goleti ning endi umahe Bisa nggambang ora bisa nyuling bisa nyawang ora bisa nyandhing Mikul suket dientul-entul senenge banget nanging ora bisa kumpul E.. ya iyo. Yae ya iyo iya iyoo thekek kecemplung kalen timbang golek aluwung balen abang-abang ora legi tiwas magang ora dadi andheng-andheng ngisor lambe tiwas mandeng wis ana sing nduwe nggawa takir isine gule mangan kupat lawuhe babat aja mikir awake dhewe delengen kerabat ake

Hamidin di Google

Tentang hamidinkrazan

demipena Sedangkan sebagai obyek wisata, Waduk Penjalin hanya ramai dikunjungi para pengunjung pada musim lebaran Idul Fitri ( hamidinkrazan ) ... hamidinkrazan -demipena.blogspot.com/ - 57k - Tembolok - Halaman sejenis SMAN 1 PEKALONGAN - Official Site hamidinkrazan @yahoo.com [Mar 3 2008 at 05:19:03 AM], salam kenal. Aku butuh nama para siswa berprestasi akademik/non akademik buat wawancara dan dimuat di ... sman1pekalongan.sch.id/forum/showtopic.php?topic_id=41 - 39k - Tembolok - Halaman sejenis AtisAduso: September 2008 Hal itulah yang membuat masakannya mepunyai ciri khas. Aromanya sedap ada paduan rasa terasi dan kamijara serta pedas manis. ( hamidinkrazan ) ... atisaduso.blogspot.com/2008_09_01_archive.html - 92k - Tembolok - Halaman sejenis KotaSantri.com :: Daftar Santri hamidinkrazan , 04-01-2008, 0. 13275, Kirim Pesan Pribadi · KangIndra, Buitenzorg , 04-01-2008, 0. 13276, Kirim Pesan Pribadi · imranst, palu, 05-01-2008, 0 ... forum.kotasantri.com/memberlist.php?mode=user

http://www.nirmalapost.com

Gambar
Nirmala Post Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Nirmala Post, Tegal Nirmala Post adalah surat kabar harian di Indonesia yang beredar di kawasan bekas Karesidenan Pekalongan yang meliputi Kabupaten Tegal , Kabupaten Brebes , Kota Tegal , Kabupaten Pemalang , Kabupaten Pekalongan , Kota Pekalongan , Kabupaten Batang dan sebagian wilayah Kendal dan Bumiayu (Brebes Selatan). Nirmala Post terbit kali pertama pada tanggal 14 Oktober 2006 . Pemilik perusahaan ini adalah Hartono Santoso , pimpinan Nirmala Group yang berbasis di Tegal , Jawa Tengah , pemimpin redaksi dipegang Agus Wijanarko. Koran ini terbit 16 halaman dengan 5 halaman berwarna dengan tiras mencapai 9000 eksemplar.

Penderitaan Berharga

Penderitaan Berharga Oleh Hamidin Krazan Selama umat Islam melaksanakan ibadah puasa, banyak merasakan ujian dan cobaan. Adakalanya orang melontarkan kata-kata kasar, menghardik, mengacuhkan, melecehkan bahkan melukai perasaan orang lain. Semua itu bagi orang yang sedang berpuasa merupakan sebuah tantangan psikologis. Jangan sampai cobaan itu memancing amarah dan meluapkan emosi hingga diri tak terkendali. Justru sebaliknya, orang yang berpuasa akan menghadapi hal itu dengan sabar dan tabah serta mengucapkan, ” Inni shaaimun. ” Arti kalimat ‘saya puasa’ itu semacam ikrar yang tidak henti-hentinya dapat dijadikan kontrol sekaligus pengendalian diri. Setiap orang yang menjalankan puasa hendaknya selalu menyadari, bahwa selama berpuasa harus memelihara ucapan, perkataan dan perbuatan agar tidak merusak pahala puasa. Dengan demikian puasa mendidik dan melatih seseorang sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai hal. Tetapi pada saat menjelang perayaan Idul Fitri, yang dikenal den

filosofi ikan cupang

Gambar
ikan Cupang Laga Di dalam etika jurnalistik wartawan tidak boleh menerima amplop. Tetapi itu hanya sebuah slogan yang sudah diam-diam saling 'pelanggarannya' dimaklumi. Karena itu, tidak salah ketika salah seorang wartawan mengutip wewarah dari seorang narasumber. "Wartawan boleh galak asal jangan clutak," kata wartawan mengutip kata narasumber. Dalam dunia ikan hias, ikan cupang terkenal galak. Setelah menyendiri maka lingkungan atau sesama ikan dijadikan sasaran sikap galaknya. Apalagi ketika diberi umpan. Gesit menerkam dengan mulut tanpa memberi kesempatan bagi korban mau 'memberi pesan terakhir' atau tidak. Begitu masukd alam wilayahnya langsung terkam. Atas perilakunya itu, seorang RT di kampungkui yang punya usaha sampingan berjualan ikan cupang menyimpulkan. Bahkan membuat prinsip dalam setiap rehat atau rapat RT di kampung. "Jangan kalah sama ikan cupang," katanya. "Maksud Pak RT?" tanyaku. "Berani gertak!" jawabnya. &quo

Buya AR Sutan Mansyur

Buya AR Sutan Mansyur Ranah Minang pernah melahirkan salah seorang tokoh besar Muhammadiyah, yaitu Ahmad Rasyid Sutan Mansur. Ia lahir di Maninjau, Sumatera Barat pada Ahad malam Senin 26 Jumadil Akhir 1313 Hijriyah yang bertepatan dengan 15 Desember 1895 Masehi. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara yang merupakan karunia Allah pada kedua orang tuanya, yaitu Abdul Somad al-Kusaij, seorang ulama terkenal di Maninjau, dan ibunya Siti Abbasiyah atau dikenal dengan sebutan Uncu Lampur. Keduanya adalah tokoh dan guru agama di kampung Air Angat Maninjau. Ahmad Rasyid memperoleh pendidikan dan penanaman nilai-nilai dasar keagamaan dari kedua orang tuanya. Di samping itu, untuk pendidikan umum, ia masuk sekolah Inlandshe School (IS) di tempat yang sama (1902-1909). Di sinilah ia belajar berhitung, geografi, ilmu ukur, dan sebagainya. Setamat dari sekolah ini, ia ditawari untuk studinya di Kweekschool (Sekolah Guru, yang juga biasa disebut Sekolah Raja) di Bukit tinggi dengan beasiswa dan jami

Sajak dan Wakil Walikota Tegal

Sajak-sajak Maufur: Resep Mandraguna Bagi Calon Pendekar MENILIK sajak yang ditulis Dr Maufur, sungguh mencerahkan. Isi dan pesan dapat diterima secara legowo dan membersitkan kecerdasan humor yang tinggi. Puisi yang ditulis sosok berotak cerdas yang kini menjabat Wakil Walikota Tegal ini tidak bisa ditemukan di ruang sajak atau rubrik puisi media cetak. Namun kini beberapa sajaknya dapat dibaca di blog begawantegal.blogspot.com. Keunikannya, puisi Dr Maufur justru bisa ditemukan dalam waktu dan suasana tak terduga. Seperti dalam acara dialog Mukjizat Al Qur’an Ditinjau dari Nilai Sastranya, di Riez Palace Hotel, Tegal pekan lalu. Hadirin berdecak kagum ketika Dr Maufur membacakan sebuah puisi tentang bahaya laten yang merasuk dalam diri manusia yang kecanduan rokok. “Puisi yang kamu baca saya cari-cari di buku puisi Taufiq Ismail tetapi tidak ketemu, eh tak taunya itu puisi karyamu,” kata Dr Maufur menuturkan kegaguman sastrawan Tegal SN Ratmana atas karya dirinya yang notabene dituli

Seniman dan Pejabat

Gambar
Ramai-ramai Menjadi Seniman KINI muncul fenomena dimana banyak orang beramai-ramai mendaulat diri menjadi seniman. Dianggapnya dengan baju dan gelar kesenimanan itu dirinya akan mudah merapat dengan pejabat. Sementara pejabat itu sendiri belum bisa melihat secara jernih tentang eksistensi seniman dan kesenian itu sendiri. Ungkapan yang disampaikan dalang wayang cepak Ki Anton Surono kepada NirmalaPost , Kamis (18/9) itu sebagai wujud kegelisahannya terhadap pemaknaan arts. “Semantara masih banyak pejabat yang belum bisa melihat secara jernih tentang eksistensi seniman dan kesenian itu sendiri. Sehingga yang tampak di hadapan mereka hanya para seniman yang sering tampil dan yang gemar demo,” kata Anton. Dijelaskannya, kesenian itu bersifat eksistensial karena merupakan sebuah ‘lembaga’ yang mampu menjadi cleansing. Sedangkan pejabat yang erat kaitannya dengan kehidupan politik sering bertindak menerjang nilai-nilai dalam mewujudkan tampuh kekuasaannya. Jika keduanya berada dalam satu ku

Ramalan Jepang

HARAP DICOBA ( PASTI KAGET DECH N CUCOK BANGET!!!) Guys.....u must try this.tapi kalian bener2 jangan ngeliat jawabannya di bawah ya...loe ikutin aja instruksi2nya, dijamin deh bakal kaget loe liat hasilnya, gue aja masih terheran2 dan geleng2 kepala...... tapi mikirnya jangan lama2, apa yang ada di hati loe aja tapi bukan berarti asal2an loooohh..... .enjoy... . Psikotest ini diambil dari email internet, diterjemahkan oleh orang tersebut dari bahasa asalnya Japanese. Anda akan menemukan hasil yang sangat mengejutkan. Orang yang memikirkan game ini, konon sesudah membaca mail ini, harapannya dapat terkabul. Pasti anda akan terkejut melihat hasilnya.!!! Cuma janji dulu! JANGAN MEMBACA JAWABAN DIBAWAHNYA TERLEBIH DAHULU. ISI DULU INSTRUKSI YANG DIMINTA. BACA SATU PARAGRAF DEMI SATU PARAGRAF. Pertama-tama siapkan bolpen dan kertas.. Waktu memilih nama, anda harus memilih orang yang anda kenal. Jangan terlalu banyak mikir, tulislah apa yang ada di kepala anda.

Pikiran Penyair

Darmadi Puisi Tak Kenal Dendam Konotasi dendam itu suatu ekpresi, luapan emosi hingga berbentuk aksi yang semata-mata mengedepankan amarah. Dalam puisi tidak mengenal dendam. Kalau puisi bermuatan tema dan missi untuk melakukan perlawanan memang iya. Hal itu dikatakan Penyair Banyumas, Jawa Tengah, Darmadi dalam diskusi budaya Sabtu, (23/8) di sebuah lesehan di Tegal. “Perlawanan terjadi akibat adanya hak asasi manusia yang diberengus. Perlawanan dilakukan agar pemberdayaan manusia mendapatkan ruang dan media ekspresi sesuai porsinya,” kata Darmadi. Dijelaskannya, konotasi dendam itu suatu ekpresi, luapan emosi hingga berbentuk aksi yang semata-mata mengedepankan amarah. Menurutnya, puisi itu bisa lahir secara spontan tetapi prosesnya melalui pergulatan yang panjang dan lama. “Puisi-puisi saya itu bersifat transendental. Tidak sekedar teknis atau mengutamakan diksi hebat tetapi tak berbobot. Puisi saya itu terlahir dari hati nurani,” jelas penulis Kumplan Puisi Jejak Sajak.

sajak Hamidin

Gambar
Bara Cinta dzikirku leleh ketika sunyi mencair ketika rindu mengalir ketika cinta menyala hembus semilir alpa membiusku tergelepar di jelajah gulita terkubur di balik cahaya di sela-sela ufuk putihku legam jadi arang terbakar bara birahi Ya Allah mengapa cinta terbiar merampas singgah-Mu di hati setengah hati ini? Jakarta, 2007

Ada dengan Karya

Gambar

Cerita Rakyat Nasional

Tegal Barometer Lomba Cerita Rakyat Nasional Tingkat Provinsi TEGAL dijadikan barometer dalam pelaksanaan lomba cerita rakyat nasional untuk mewakili provinsi Jawa Tengah. Karena Kota Tegal memiliki sumber daya manusia yang unggul di bidang seni dan budaya yang bertaraf nasional. Hal itu dikatakan Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, Olahraga dan Budaya (Diklusporabud) Disdik Kota Tegal, Drs Johardi, mewakili Plt. Kepala Disdik Kota Tegal Dra Titik Andarwati, dalam sambutan pembukaan Lomba Cerita Rakyar Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada Jumat-Sabtu (4-5/7) di SUPM Negeri Kota Tegal. “ Alasan lain sehingga Kota Tegal terpilih mewakili provinsi dalam kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, karena salah satunya dilatarbelakangi atas prestasi siswa dari Kota Tegal yang pernah berhasil di tingkat nasional dalam lomba penulisan sinopsis cerita tahun lalu,” kata Johardi. Dalam lomba yang seha

cerpen

Bayi Bermata Bening Oleh Hamidin Krazan PEMILIHAN Ketua Musuh di Kampung Sengkeot akan dilaksanakan Ahad Manis pekan depan. Takrip salah seorang calon yang belum mendaftar. Pada Kamis Wage Takrip datang ke rumah Mbah Sanwikerta. Dia dikenal sebagai kesepuhan yang punya keistimewaan. Seorang dosen psikologi yang pernah mendampingi mahasiswanya KKN di Kampung Sengkeot mengatakan, Mbah Sanwikerta memiliki Ekstra Sensori Persepstion. Warga sekitar menjulukinya Simbah Mata Bethara. Mbah San, begitu panggil rekatnya, mahir melihat sesuatu yang tersembunyi. “Rip…. Takrip. Kamu ini senang repot. Kalau cuma minta restu soal pemasangan gambar, cukup ke anak semata wayangmu itu…,” sambut Mbah San dari balik pintu. Mbah San keluar dari kamar shalat. Cahaya lampu pijar menerangi ruangan. Wajah Mbah San sedikit tegap dengan kelopak mata agar berair. Tetapi tatapannya bergulir awas. Di ambang pintu ruang tamu, Takrip sedikit tergagap. “Mbah San ini pancen hebat. Bisa ya, dia tahu aku mau mint

Iqra

Sayonara Lembah Cahaya Oleh Hamidin Krazan RAMADAN disebut sebagai sahru attarbiyah. Bulan belajar - mengajar. Transformasi ilmu begitu hilir mudik di setiap detik. Lalu lintas pengetahuan keislaman selalu padat merayap di setiap lorong waktu. Arus pencerahan akal, penyegaran otak dan benih-benih pikiran merasuk deras melalui penglihatan, pendengaran, permenungan dan mios krenteging tyas . Ilmu adalah cahaya. Al Qur’an -- bacaan idola selama Ramadan -- memiliki sifat-sifat nasihat ( Al mauidhah ), petunjuk ( Al Huda), obat ( As Syifa ) dan penerang ( An Nuur ) alias sumber pencerahan. Faktanya, selama Ramadan di ambang bangun tidur, lamat-lamat terdengar tetabuhan musik dan lagu-lagu bernafaskan Islam menyeruak menusuk telinga. Pikiran meresponnya. Dicerma dalam jaringan otak. Tersimpulkan, segala jenis glothekan, tetabuhan antara jam 02.00 s.d 03.00 wib itu musik pengantar sahur, bukan ulah brisik pengganggu istirahat tidur. Sambil kaki terayun gontai ke kamar kecil, terdengar

Ternak Itik

Buara Membesarkan Meri Setiap ada teman memberikan kabar adanya musim panen di suatu daerah di wilayah Brebes dan sekitarnya, Wahidin (33) warga Pesurungan Lorm Kota Tegal, Jateng ini langsung suka cita. Lantaran peluang untuk membesarkan anak-anak itik dengan cara gratis terbuka lebar. “Kalau sehari-hari ribuan meri ini hanya mengandalkan pakan buatan, kelak kalau dijual keutungan tidak seberapa. Tetapi di-angon, akan mengurangi biaya pakan cukup lumayan,” kata Wahidin, saat sedang menunggui meri peliharaannya ngremis di Kali Kemiri, Sumur Panggang Sabtu lalu. Diakui Wahidin, dirinya selama hanya memelihara meri-meri dari plekah (menetas) hingga umur lima bulan, atau menjelang reproduksi. ‘Begitu itik siap bertelor, langsung saya jual ke peternak yang jauh hari sudah memesannya,” kata Wahidin. Anak itik yang dibesarkan berkisar antara 2000 sampai 3000 ekor. Hanya saja ada dua kelas umur. Yakni satu rombongan anak itik berumur 40 hari yang ebrjumlah 2000 ekor. Sedangka