Cerita Rakyat Nasional

Tegal Barometer

Lomba Cerita Rakyat Nasional Tingkat Provinsi


TEGAL dijadikan barometer dalam pelaksanaan lomba cerita rakyat nasional untuk mewakili provinsi Jawa Tengah. Karena Kota Tegal memiliki sumber daya manusia yang unggul di bidang seni dan budaya yang bertaraf nasional.

Hal itu dikatakan Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, Olahraga dan Budaya (Diklusporabud) Disdik Kota Tegal, Drs Johardi, mewakili Plt. Kepala Disdik Kota Tegal Dra Titik Andarwati, dalam sambutan pembukaan Lomba Cerita Rakyar Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada Jumat-Sabtu (4-5/7) di SUPM Negeri Kota Tegal.

Alasan lain sehingga Kota Tegal terpilih mewakili provinsi dalam kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, karena salah satunya dilatarbelakangi atas prestasi siswa dari Kota Tegal yang pernah berhasil di tingkat nasional dalam lomba penulisan sinopsis cerita tahun lalu,” kata Johardi.

Dalam lomba yang seharusnya diikuti 60 peserta perwakilan dari siswa 15 SD dan 15 SMP ini ternyata hanya 46 siswa dari 11 SD/MI dan 13 SMP/Mts se Kota Tegal. “Sekalipun ini lomba cerita, namun peserta tidak harus teks book. Mereka diberi kebebasan dalam menyajikan cerita yang dipilihnya dengan ekpresi dan kreatifitasnya sebagus mungkin,” kata Koordinator Pelaksana lomba, Erik Djonet S kepada NirmalaPost, Kamis (3/7) sebelum lomba berlangusng.

Dicontohkan Erik, kalaupun ada peserta yang tampil dengan penampilan sang tokoh dalam cerita yang dibawakanpun boleh-boleh saja. Asalkan makna dan pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut bisa tersampaikan secara gamblang. “Dalam lomba ini peserta diberi keleluasaan berimprovisasi dalam menyajikan cerita asal pesan ceritanya sampai audience,” tegasnya.

Bagi peserta SD/MI ada delapan judul cerita daerah, sedangkan SMP/Mts sebanyak sembilan judul. Yaitu Malin Kunang (Sumatera Barat), Jayaprana & Layonsari (Bali), Jaka Tarub (Jawa), Si Bego (Selawesi), Roro Jonggrang (Jawa Tengah), Anak yang Dibuang (Sumatera Barat), Kancil yang Cerdik (Jawa), Batu yang Menangis (Kalimantan). Sedangkan materi untuk SMP/Mts ditambah dengan cerita Hakim yang Bijak (Sulawesi Selatan).

Para juri terdiri dari budayawan dan guru yang berkompeten di bidang seni. Antara lain Haryo Guritno, Dwi Ery Santoso, Yono Daryono, Hari Situmorang dan lainnya. Sedangkan kriteria dalam penjurian antara lain penampilan, ekspresi, penghayaan dan pemahaman isi cerita.

Pemanang dalam lomba ini akan mendapatkan hadiah uang tunai bagi para juara I,II,III dan Harapan I, II,III. “Bagi pemenang juara pertama untuk SD dan SMP masing-masing akan mendapatkan uang pembinaan sebesar satu juta rupiah serta berhak mewakili Jawa Tengah dalam lomba baca cerita tingkat Nasional pada Agustus mendatang,” jelas Erik Dari pantauan NP, dalam pelaksanaan lomba, ternyata penampilan peserta dari SD/MI rata-rata lebih memberikan daya pukau penonton dibanding peserta SMP/Mts. Secata teknik, meskipun panitia membolehkan improvisasi serta peserta menggunakan mikropon, namun peserta SD lebih mengandalkan vokal tanpa mikropon (hamidin Krazan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu