Bebek Membawa Sukses

Pengagas Sarjana Penetas Kesuksesan

Koperasi Sukses Mandiri (KSM) yang anggotanya para sarjana berjumlah 26 orang merupakan upakarya adanya Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri (Prospek mandiri) Brebes. Penggagas Prospek Mandiri ini, lelaki yang sehari-hari memiliki aktifitas sebagai Ketua Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Adem Ayem Desa Pakijangan Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Atmo Suwito Rasban SE.
Gagasan cemerlang ini didasari atas rasa gelisah yang terus berkecamuk setiap menyaksikan fakta pengangguran yang kian bertambah di Kabupaten Brebes. Setiap dekade jumlahnya terus bertambah hingga mencapai ribuan orang. Hal yang paling menyedihkan, di jajaran para penganggur itu terdapat kaum terpelajar yang berpredikat sarjana. Hasil dari pencermatannya, muncullah gagasan membentuk sebuah wadah tersebut. Duapuluh sarjana yang tergabung dalam KSM itu, hasil seleksi dari sekitar 250 sarjana yang mendaftar untuk mengikuti program.
Tujuannya agar para sarjana yang telah tergabung dapat menetaskan ide, pemikiran dan kinerja sesuai kemampuannya untuk mewujudkan kesuksesan sebagai mana yang diidamkan. “Tentunya agar para pengangguran terdidik itu, mampu mengangkat secara maksimal keunggulan komperatif di bidang pertanian dan perternakan. Sekaligus memberi nilai tambah dan mengangkat produksi unggulan daerah,” kata Atmo Suwito kepada NP, pada suatu kesempatan.
Usaha yang dilakukan para anggota KSM, peningkatan produksi telur asin dan perluasan akses pemasaran. Tujuan intinya, kata Atmo Suwito, sebagai sumbangsih para sarjana yang telah terseleksi, agar Kabupaten Brebes dijadikan sebagai cluster utama nasional komoditas telur asin.
Dijelaskan Atmo Suwito selaku pembina program, dasar hukum kegiatan Prospek mandiri adalah UUD 1945 berserta amandemennya, UU 25/2000, UU 20/2000/UU 17/2003, UU 19/2005. Keputusan Mendiknas 051/0/2001 dan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dirjen Pendidikan Luar Sekolah 2007. Sedangkan modal awal KSM yang diketuai oleh Agus Aji, dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 200 juta dan Rp 150 juta dari Pemkab Brebes.
Sementara sebagai rencana produksi dan strategi pemasaran telur asin mengacu pada data dari kantor Peternakan Kabupaten Brebes. Disebutkan, dalam satu tahun daerah ini mengalami kekurangan kebutuhan telur asin sebanyak 1,6 juta butir. “Kekurangan itu terjadi terutama pada Juni - Agustus, karena banyak hajatan. Serta pada September sampai Desember hingga awal tahun baru,” tutur Atmo Suwito.
Data kekurangan itu merupakan angka potensi riil pasar lokal, regional dan nasional. Data lainnya yaitu permintaan pada bulan musim haji. Dimana permintaan dari Arab Saudi, Malaysia yang juga belum terpenuhi. Pada bulan-bulan itu, mereka juga meminta pasokan kebutuhan telur asin Brebes berjumlah puluhan container. “Dengan demikian KSM membidik potensi pemasaran dengan memfokuskan pada pasar lokal, regional, nasional dan inetrnational,” papar Atmo Suwito meyakinkan.
Setelah para sarjana direkrut, mereka juga diberi pelatihan. Agar mereka mampu bekerja sesuai dengan tujuannya, sesuai keahlian masing-masing untuk mengangkat komoditi yang ada di daerahnya. Mereka telah berbekal pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri. Terpenting, mereka bisa menjadi tenaga terampil di bidang pembuatan telur asin. Selanjutnya mampu memasarkannya. Sehingga keahliannya itu menjadi bekal dalam berusaha. Baik untuk membuka lapangan kerja sendiri ataupun membuka peluang usaha bagi orang lain.
Mereka juga telah dilantik di Koperasi KTTI Adem Ayem. Diharapkan para sarjana itu dapat bekerja profesional. Yakni memiliki etos kerja yang tinggi serta sanggup bekerja keras dengan kemampuan memahami potensi diri dan lingkungan. Selain itu mempunyai pengetahuan, keterampilan teknis manajemen dan keluasan networking. Berbekal pengetahuan itu, niscaya para sarjana mampu menjawab dan memenuhi kekurangan telur asin di pasaran yang mencapai 1,6 juta butir pertahun. “Insya Allah dengan ikhtiar itu, kami dapat mewujudkan Kabupetan Brebes tidak hanya sebagai penghasil bawang merah, tetapi juga menjadi cluster utama nasional komoditas telur asin,” panjat Atmo Suwito (Ham)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu