Pondok Makan Yossy


Pondok Makan Yossy

50-an Jenis Lauk Tersedia


PONDOK LAUK - Suasana Pondok Makan Yossy di jalan Pala Raya Mejesem. Pilihan menu lengkap. Tempatnya asri dengan interior serba bambu.

Setiap jam makan siang, para pelanggan di sekitar Mejasem selalu berkerumun membeli sayur dan lauk-pauk di Pondok Makan Yossy di Jalan Pala Raya Mejasem. Semula warung milik Junaeni kondisinya sangat sempit berada di sebelah barat jalan Pala Raya, di antara Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mejasem. Kini tempat usahanya menempati lokasi baru di sebelah timur jalan bersebelahan dengan Jalan Sindoro sebrang RSIA Mejasem.

"Dulu di warung yang sempit itu, saya sering merasa tidak enak hati kepada para pelanggan yang datang bersamaan sehingga saling berdesakkan," kata Junaeni, pekan lalu.

Dibangunnya pondok makan yang terbuat dalam bentuk khas, penataan interior serba bambu dirasa cocok untuk dapat melayani sekaligus memanjakan pelanggan setianya. Lokasinya tiga kali lebih luas dari tempat sebelumnya. Diharapkan pengunjung lebih nyaman. "Mudah-mudahan para pelanggan yang semula hanya datang untuk membeli lauk, kini bisa berubah niat menjadi tambah ingin makan di tempat," harap anak pemilik pondok Yossy, Deni. Menurut mahasiswa Pertanian Unsoed Purwokerto ini, model pondok yang dibangunnya boleh dibilang satu-satunya di Tegal. Kalaupun di tempat lain ada, itu hanya sebagian-sebagian saja. Di dalam pondok juga tersedia meja makan untuk lesehan. Sehingga cocok buat konsmuen yang datang secara rombongan atau bersama keluarga.

Dikatakan Junaeni, usaha warung makan secara resmi dijalankan sejak tiga tahun silam. Dua tahun sebelumnya, wanita kelahiran Padang ini hanya iseng. Yakni sering masak kue, sayur dan lauk yang dititipkan di warung tetangga. Kadang ada pesanan dari karyawan yang satu kantor dengan almarhum suaminya. Semakin lama banyak orang yang memesan masakannya. Setelah buka warung, pembeli berdatangan meski hanya untuk membeli lauk dan sayur buat sarapan pagi dan makan siang. warung ramaianya antara jam sebelas hingga jam dua siang saja, setelah itu warung tutup.

Mengingat di daerah Mejasem banyak anggota masyarakat yang bekerja sebagai karyawan kantoran. Sehingga usaha yang dilakukan seperti gayung bersambut. Kehadiran warung milik Junaeni seolah membantu meringankan beban mereka dengan menyediakan aneka sayur dan lauk-puak dengan berbagai pilihan. Sehingga konsumen yang datang tidak perlu berfikir terlalu lama memilih lauk apa yang cocok di lidah dirinya dan keluarganya. Karena hampir seluruh menu tersedia di warungnya. "Bagaimana rasa masakan saya, tanyakan saja pada kosumen yang sudah langganan di sini," ujarnya praktis.

Kini di lokasi baru, Jalan Pala Raya nomor 5A, Pondok Makan Yossy buka sampai malam. Selain untuk melayani pelanggan setianya, juga sebagai upaya menjaring pelanggan baru dengan tawaran rasa yang dapat menjerat lidah konsumen. Lebih dari 50-an jenis lauk dan sayuran tersedia. Dari sayuran hijau, ikan, daging kambing, sapi dan ayam sampai makanan yang jarang ditemui di Tegal, seperti oseng daun pepaya, oseng kembang pepaya sampai oseng daging keong. Paduan menu masakan dengan olahan cara Padang Pariaman yang dipadu dengan tradisi masak masyarakat Tegal ternyata menghasilkan hidangan yang mampu menggiurkan selera lidah masyarakat Tegal menjadi ketagihan. "Lidah masyarakat Tegal meski suka manis tetapi ada pedasnya. Nah manis yang saya tawarkan bukan manis kecap tetapi manis gula Jawa," ujarnya menyontohkan. Hasil dari usahanya, sejak ditinggal suami, Junaeni dapat membiayai kuliah anak-anaknya (ham)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu