Profil Tahan Banting

HM Eri Dwiyantoro

Tertarik Susu, Lepas KBAU


“BEGITU saya mulai serius menjalankan usaha penjualan susu murni pada tahun 1996, jabatan sebagai Kepala Biro Administrasi Umum (KBAU) di Institut Computer Managemen (ICM) cabang Bandung (kini AMIK YMI Tegal) saya lepas.”
Kata Pengusaha Susu Sapi Maju, HM Eri Dwiyantoro , Senin (22/10/07) saat ditemui di toko tempat usahanya di Jl Werkudoro 215 Tegal.
Setelah menikah dengan Arofah, tahun 1994, Ari memulai usaha susu kecil-kecilan. Ketika itu setiap pagi setelah memerah susu sapi, Eri berkeliling wilayah Tegal menjajakan susu sapi murni. Ia keluar masuk lontrong selama empat tahun. Omsetnya antara 25 sampai 50 liter susu, dikulak dari perusahaan sang mertua, H Syarief. Selama empat tahun ia jalani usaha itu dengan modal pas-pasan.
Usaha ayah mertua di bidang ternak sapi berhenti sejak ada kebijakan pemerintah. Peternakan sapi dilarang berada di tengah permukiman penduduk. Pada tahun 1996, 250 sapi milik mertua dijual. Hasil penjualan sapi dibagikan kepada duabelas anak almarhum. Salah satunya Hj. Arofah. Sejak itu Ari memutuskan berhenti bekerja di KBAU. Ia memilih usaha pengolahan susu. Ia medapatkan susu dengan cara menjalin kerjasama dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Perah Baturaden sebagai produsen susu.
Selain kios di Jl Werkudoro, Eri juga membuka kios susu di Mejasem, di Pagongan dan pada tahun 2000, area kios di Jl Werkudoro diperluas. Ia mengembangkan sayap usahanya di Slawi, Trayeman, Brebes dan di Pemalang.
Awalnya ia ambil susu di BPTU Baturaden hanya 120 liter susu. Sekarang mencapai 800 liter susu. Atas kepercayaan BPTU Sapi Perah Baturaden, Eri dipercaya sebagai salah satu agen susu untuk wilayah Tegal, meliputi Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan Pemalang.
Kendalanya, ketika masih memerah susu sapi yang dipeliharanya, persoalan muncul pada saat sapi hamil tua, karena produski susunya sangat minim. Stok pun berkurang. Sebaliknya ketika sapi baru melahirkan, susu mengalami over produksi. Sehingga kewalahan dalam penanganan.
Selama ini pinsip Eri, tidak mudah menaikkan harga jual ketika stok sedikit atau menurukan harga ketika susu over produksi. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga dan mengikat pelanggan. Padahal yang namanya susu murni massa kadaluwarsa sangat cepat. Setiap ada kelebihan stok susu dalam jumlah ratusan liter, Eri merasa kewalahan.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Eri memiliki motto, Susu Sapi Maju Lebih Hygienis. Untuk menjaga kualitas produksinya, secara rutin dilakukan pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Tegal, Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal. Setiap bulan selalu diambil sample untuk dicek laboratorium guna diketahui kadar air, kadar keasaman, kadar alkohol, kadar lemak, dan kadar kebersihan. Begitu juga dari BPTU Baturaden juga mengontrol produksinya secara periodik.
Untuk meningkatkan pengetahuan dalam proses usahanya, Eri sering ikut pelatihan, yaitu Seminar tentang Penanganan Masalah Susu di Lembang Bandung. Seminar tentang Pengenalan Alat Pengolahan Susu di Serpong Tengerang dan di Yogyakarta. Pernah mengikuti Pelatihan ‘Laik Sehat’ yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Tegal. “Melalui penjualan susu sapi murni, masyarakat bisa mengkonsumsinya meski hanya dengan uang seribu rupiah,” tandas ayah dari empat orang anak menutup perbincangan (ham)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu