DUA ALASAN PMI GEMAKAN SUMPAH PEMUDA DI HONGKONG

 



(INFO ATISADUSA) - Usai sarapan roti, Sri Murniasih (Murni) bergegas berjalan menuju halte bus Thai Sui Hong. Liburan Minggu pada akhir Oktober ini tidak digunakan untuk plesir, shoping atau kongkow seperti biasanya. Melainkan syuting video untuk konten medsosnya. Isinya tentang ungkapan rasa
 cinta tanah air Indonesia melalui pembacaan teks Sumpah Pemuda, meski kini berada di manca negara. Dengan begitu momentum Hari Sumpah Pemuda tak hanya dirasakan ratusan juta masyarakat di tanah air saja. Tiga dari ribuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyumas Raya, Jawa Tengah yang tengah berada di Hongkong ini turut serta berkiat untuk merayakan. Alasan apa sajakah mereka lakukan aksi cinta tanah yang fenomenal itu?

Dengan berbaju batik lengan panjang dipadu kerudung dan rok rnerah, layaknya pakaian buat kondangan? Murni telah berjanji dengan tiga rekannya. Ketiga perempuan sebaya dan senasib itu adalah Asih, teman satu desa dari Krajan, Pekuncen, Banyumas, kemudian Evi (Madiun) dan Resti (Banjarnegara). Mereka sesama Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Keempat sosok penyumbang devisa negera itu bermaksud ingin menunjukkan jatidirinya sebagai anak bangsa, melalui konten medsos yang diunggap tepat pada moment Hari Sumpah Pemuda ke 92. Meski secara tampilan menandakan satu dan lainnya tengah bergelimang sukacita menikmati hari-hari kerja sebagai PMI di negeri manca, namun jiwa dan semangat NKRI tetap menyala. Gebrakan yang mereka lakukan untuk memaknai 28 Oktober 2021 di negara The Pearl of Orient itu tidak lain membagikan hasil syuting video berdurasi 53 detik berisi rekaman pembacaan teks Sumpah Pemuda.

Menurut cerita Murni, dirinya dan ketiga PMI telah sepakat pada Minggu (24/10/2021)  bertemu di halte bus Causeway Bay. Untuk sampai di halte di pusat kota itu membutuhkan waktu, normalmya 30 an menit, pagi itu lama perjalanan sekitar satu jam. Murni sangaja datang lebih pagi, karena pada hari itu juga akan ada kegiatan massal –semacam jalan sehat— di sekitar wilayah yang mereka tuju.

“Khawatir telat, bisa gagal agenda yang sudah jauh hari direncanakan,” tulisanya melalui chat WA. Hari masih pagi, Murni dan kawan-kawan tiba di halaman Perpustakaan Pusat Hong Kong (Hongkong Central Library).  Sebuah perpustakaan terbesar di Hong Kong, perpustakaan unggulan Perpustakaan Umum Hong Kong sekaligus sebagai kantor pusat Perpustakaan Umum Hong Kong, berfungsi sebagai Perpustakaan Nasional wilayah itu. Terletak di persimpangan Moreton Terrace dan Causeway Road di Causeway Bay. Di area itu setiap hari Minggu digunakan para PMI asal Indonesia menghabiskan waktu liburan akhir pekan.

Menurut Murni, karena teks Sumpah Pemuda sudah dihafalnya, sehingga take tidak membutuhkan waktu lama. Setelah video yang dishoot oleh Evi asal Madiun, lalu diedit secara sederhana, dan diunggah melalui akun IG-nya tepat pada  moment peringatan Sumpah Pemuda ke 92, Kamis (28/10/2021). Ia mengunggah video dirinya mengucapkan Sumpah Pemuda di depan patung Globe halaman Central Library, Hongkong. Lalu membagikan video dirinya di instagram pribadinya, @murney878 dan hingga tulisan ini disusun, sudah ditonton oleh 7.200 kali lebih.

Dalam video tersebut, Murni yang sudah bekerja selama dua tahun di Hongkong itu,  mengenakan pakaian batik bersama dua temannya, Murni Asih asal Krajan dan Resti dari Banjarnegara. Mereka mengucapkan tiga poin Sumpah Pemuda. Diakhiri dengan adegan mencium bendera yang berada di hadapan mereka saat membaca ikrar.

Menurut Murni, beberapa teman telah diajak untuk ikut membaca secara koor. Tetapi, karena banyak yang sibuk dengan urusan yang telah diagendakan, akhirnya hanya bertiga yang tampil. Saat membaca ikrar Sumpah Pemuda, akunya, banyak warga Hongkong yang memberikan apresiasi terhadapnya.

“Aku  melakukan itu karena dua alasan. Pertama, ya sengaja saat hari sumpah pemuda aku ingin baca teks sumpah pemuda di tengah-tengah keramaian Hongkong.  Karena walaupun sementara aku hidup di negeri rantau, hati tetap Indonesia.  Kedua, biar semua tahu, walaupun hidup mengadu nasib di negeri orang, hati dan jiwa tetap buat Indonesia,” katanya merinci alasannya.   

“Banyak saat itu yang nonton, dan mereka memberikan apresiasi yang luar biasa. Bahkan setelah unggahannya direpost oleh sejumlah media online dan IG komunitas, tidak sedikit teman-teman yang menyesal karena tidak ikut,” kata Murni.

Ia mengatakan memilih lokasi di depan Central Library karena di tempat tersebut merupakan pusat keramaian. “Tadinya mau di KBRI tetapi penuh. Akhirnya di depan Central Library karena tempat ini kan juga tempat bersejarah diharapkan sejarah Indonesia juga bisa dikenal,” katanya.

Pilihan baju batik yang digenakan, meski seperti orang mau ke undangan hajatan, dimaksudkan agar budaya Indonesia lebih dikenal. “Batik kan warisan budaya leluhur dan sudah dikenal. Kami berani menunjukkan ini karena memang budaya kami,” tutur ibu dari salah seorang siswa kelas 3 SD Negeri Krajan 01 penuh semangat. (h)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu