PENYEBAB ROMEO DAN YULIET MATI

 "Anda Tahu Apa Penyebab Tewasnya Romeo dan Yuliet?"

 

(INFO-HAMIDIN) -  Seringkali seseorang dalam membuat kesimpulan sangat dipengaruhi oleh kumpulan pemikiran sesuai dengan pengalaman serta  keyakinannya, sehingga dapat mempengaruhi sikap dan tindakan  atau cara berfikir dalam menghadapi suatu permasalahan dan  memutuskan persoalan. Tindakan itu disebabkan karena maindset, yang membuat manusia mengartikan, menyimpulkan, menyikapi, dan bertindak berbeda dibandingkan orang lain. Hal ini disampaikan Ustadz M. Wafiq Firdaus Izmi Azis, S.Sos.,M.A melalui materi ‘Kepemimpinan Islam  &  Management Kepemimpinan’ dalam kegiatan Upgrading Musyrif /Musyrifah yang diselenggarakan oleh Manajemen Sumber Daya Manusia (human resources development/ HRD) Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam Zam Muhammadiyah, pada Jum’at, (5/11/2021) di aula Komplek Perguruan Muhammadiyah Cilongok.   

Terkait dengan konsep yang dipaparkan, Ustadz Wafiq memberikan satu contoh mengenai sajian cerita secara singkat dan bersifat universal. Yakni petikan kisah tentang, ‘Romeo dan Juliet yang terbujur kaku di lantai. Air tergenang di dekatnya. Satu-satunya jendela di ruangan itu terbuka.’ Membaca kisah itu, lantas audiens dimintai pendapatnya mengenai cuplikan kejadian itu sesuai kesimpulan masing-masing.

“Ternyata banyak audiens yang memberikan penjelasan bahwa obyeknya (Rome dan Yuliet) itu sebagaimana dogeng romantika yang terkenal itu. Intinya, seringkali paradigma kita ketika melihat/ membaca seperti contoh kisah Romeo dan Yuliet langsung berfikir sesuai informasi atau referensi yang sebelumnya pernah kita terima, yakni kisah cinta sepasang muda mudi ala Barat. Paradigma kita umumnya ke situ. Ternyata, dalam presentasi yang disampaikan selanjutnya, kisah selengkapnya itu sama sekali tidak seperti dugaan awal. Pada layar slide berikutnya Romoe dan Yuliet dalam kisah yang dicontohkan secara lengkap adalah dua ekor ikan koi yang terdampar di lantai karena  akuariumnya jatuh ke lantai hingga pecah akibat terpaan gorden diempas angin,” ujarnya menjelaskan.

Menurutnya, konstruksi kita berfikir terkadang cerminan dari cerita-cerita atau konsep yang ada. Begitu juga ketika kita melihat persoalan di dalam pondok, tentang santri, sebaiknya tidak  hanya melihat santri dengan ukuran persoalan standar, tetapi berusahalah mencari tahu informasi lebih banyak dan terkini terkait kemungkinan penyebab persoalan itu muncul. Sehingga akan dapat menyelesaikan sebuah persoalan secara bijak dan menyeluruh (komprehensif). Belum tentu pelanggaran santri itu semata-mata karena akibat malas. Tetapi bisa jadi ada penyebab lain.

“Dalam menangani sebuah persoalan, usahakan kita mengambil sudut pandang yang berbeda, jangan menggunakan pola berfikir yang sama. Hal itu akan membentuk maindset kita dalam hal pengasuhan akan lebih terbuka. Mengayomi dan mengarahkan. Tidak semata-mata hanya sanksi hukum. Sebab itu tidak akan mendidik,” tambahnya. (h)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seniman Tegal Dapat Penghargaan

AKSI REBOISASI MAHASISWA TURUT HIJAUKAN SESAOT

Kampung Emping Bumiayu